Welcome To Solusi KESPRO....

INFERTILITAS (Kemandulan), IMPOTENSI (Lemah Syahwat), INFEKSI MENULAR SEKSUAL (Penyakit Kelamin), RADANG VAGINA, KEPUTIHAN ABNORMAL, NYERI HAID, TUMOR, CA MAMMAE (Kanker Payudara), CA SERVIX (Kanker Leher Rahim) dll.

Problem Psikologi & Pengetahuan KESEHATAN REPRODUKSI, PROBLEMATIKA REMAJA & PACARAN, PROBLEM RUMAH TANGGA & SUAMI ISTRI, ALAT KONTRASEPSI, PROGRAM KB, MASA KEHAMILAN, OSTEOPOROSIS, MENOPAUSE dll.

Apakah ada salah satu masalah anda disebutkan diatas?? Atau bukan anda tapi salah seorang disekitar anda yang sangat anda cintai?? Atau bukan hanya seorang, tapi beberapa??

Rabu, 07 April 2010

Kontroversi & Segi Positif Masturbasi


Masturbasi, onani, atau rancap adalah perangsangan seksual yang sengaja dilakukan pada organ kelamin untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Perangsangan ini dapat dilakukan tanpa alat bantu ataupun menggunakan sesuatu objek atau alat, atau kombinasinya. Masturbasi merupakan suatu bentuk autoerotisisme yang paling umum, meskipun ia dapat pula dilakukan dengan bantuan pihak (orang) lain.

Pada banyak masyarakat hingga abad ke-20 masturbasi dianggap sebagai hal yang tidak baik. Anggapan memalukan dan berdosa yang terlanjur tertanam disebabkan karena porsi "penyalahgunaan" pada kata itu hingga kini masih tetap ada dalam terjemahan modern - meskipun para aparatur kesehatan telah sepakat bahwa masturbasi tidak mengakibatkan kerusakan fisik maupun mental. Tidak juga ditemukan bukti bahwa anak kecil yang melakukan perangsangan diri sendiri bisa mengalami celaka.
Yang terjadi adalah, sumber kepuasan seksual yang penting ini oleh beberapa kalangan masih ditanggapi dengan rasa bersalah dan kecemasan karena ketidaktahuan mereka bahwa masturbasi adalah kegiatan yang aman, juga karena pengajaran agama berabad-abad yang menganggapnya sebagai kegiatan yang berdosa. Terlebih lagi, banyak di antara kita telah menerima pesan-pesan negatif dari para orang tua kita, atau pernah dihukum ketika tertangkap basah melakukan masturbasi saat kanak-kanak. Pengaruh kumulatif dari kejadian-kejadian ini seringkali berwujud kebingungan dan rasa berdosa, yang juga seringkali sukar dipilah. Saat di mana masturbasi menjadi begitu berbahaya adalah ketika ia sudah merasuk jiwa (kompulsif). Masturbasi kompulsif - sebagaimana perilaku kejiwaan yang lain - adalah pertanda adanya masalah kejiwaan dan perlu mendapatkan penanganan dari dokter jiwa.
Berlawanan dengan keyakinan kuno, masturbasi tidak akan menyebabkan munculnya birahi tanpa kendali, tidak akan menyebabkan anda buta atau tuli, menyebabkan anda flu, gila, tumbuh rambut pada tangan anda, gagap, atau membunuh anda. Masturbasi adalah ungkapan seksualitas yang alami dan tidak berbahaya bagi pria dan wanita, dan cara yang sangat baik untuk mengalami kenikmatan seksual. Bahkan, beberapa pakar berpendapat bahwa masturbasi bisa meningkatkan kesehatan seksual karena meningkatkan pemahaman seseorang akan bagian-bagian tubuhnya dan dengan cara bagaimana memuaskannya, membangun rasa percaya diri dan sikap dapat memahami diri sendiri. Pengetahuan ini selanjutnya bisa dibawa untuk memperoleh hubungan seksual yang memuaskan di masa depan, baik dengan cara masturbasi bersama-sama pasangan, atau karena bisa memberitahukan pasangannya apa-apa saja yang bisa memuaskan diri mereka. Ini adalah usul yang bagus bagi setiap pasangan untuk membicarakan perilaku masturbasi mereka dan juga untuk menenangkan pasangan jika sewaktu-waktu salah satu di antara mereka lebih memilih untuk melakukan masturbasi daripada senggama.
Dalam beberapa kejadian, masturbasi bersama-sama mungkin bisa diterima. Dilakukan sendirian ataupun dengan kehadiran pasangan, kegiatan ini bisa sangat menyenangkan dan menambah keintiman, jika ini tidak dianggap sebagai sebuah bentuk penolakan. Seperti kegiatan yang lainnya, jika ini tidak dikomunikasikan dengan baik, masturbasi bisa diterjemahkan sebagai tanda amarah, keterasingan, ataupun ketidakbahagiaan terhadap hubungan yang sedang berlangsung.
Aktivitas seks berupa marsturbasi yang dilakukan dengan pasangan dinamakan masturbasi mutual di mana masing-masing saling merangsang dan saling bermasturbasi atau dengan saling melihat bermasturbasi.
Dengan mengatasi stereotip negatif masyarakat dan perasaan pribadi masing-masing individu tentang masturbasi, maka para pria dan wanita bisa dengan bebas mengeksplorasi dan menikmati seksualitas mereka secara pribadi, dengan cara yang memuaskan. Satu peringatan: untuk tetap memperoleh seks yang aman, masturbasi dengan pasangan bisa merupakan suatu alternatif yang menyenangkan bagi senggama, sepanjang kontak dengan kelenjar Cowper atau lubrikasi vaginal pasangan dihindari, khususnya jika mempunyai goresan atau luka terbuka.

Mendengar kata masturbasi pasti pikiran kita akan melayang membayangkan hal-hal yang menjurus ke masalah nge-seks. Namun, tanpa disadari secara naluriah dan didorong oleh hasrat alamiah seksual, setiap pria dan wanita pasti dan telah mengalami pengalaman masturbasi. Dan tentu, pengalaman itu berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Dulu masalah berbau seks selalu menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan, tapi ada baiknya kalau kita mau menyimak dengan seksama pepatah “karena semua orang melakukannya, mari kita lebih terbuka untuk membicarakannya “.
Lantas, apa itu masturbasi, dan bagaimana melakukan yang aman ?
Hal ini khususnya diperuntukkan bagi kaum lajang yang masih awam tentang dunia seks. Hingga nantinya, mereka tidak mempunyai pemahaman yang salah tentang masturbasi. Masturbasi sebenarnya adalah perilaku yang lumrah/ natural, sehat dan menyenangkan dan dialami setiap manusia, baik pria maupun wanita di setiap usia. Tapi tak jarang ada yang menganggap bahwa masturbasi adalah tindakan menjijikkan.
Mendengar tanggapan miring yang minor tentang masturbasi, tak pelak membuat orang-orang yang melakukannya memiliki rasa bersalah dan agak tak nyaman. Walau begitu, tetap saja mereka melakukannya.
Banyak pakar seksologi setuju, orgasme sangat baik efeknya bagi kondisi mental, emosi dan fisik seseorang. Pendapat tersebut diperkuat pendapat yang dilontarkan pakar psikoterapi dan seksologi kenamaan Amerika, Dr Albert Elis, Ph.D dalam bukunya yang berjudul Sexual Self-Satisfaction.
Mengesampingkan apakah proses orgasme itu dilakukan sendiri atau dengan pasangan tidak ada bedanya. Masturbasi (pemuasan seks dengan cara yang tertentu tanpa melakukan sexual intercourse atau istilah inggrisnya sering disebut self-satisfaction), adalah aktifitas yang sensasional. Tak ada alasan Anda tidak menikmati kepuasan cinta sendiri (memuaskan sendiri dengan masturbasi).
Dari kacamata moralis pun, menjalani masturbasi -sejauh masih dalam batas-batas normal- lebih ditolerir dibanding melakukan seks bebas dengan lawan jenis yang bergantian.
Berikut ini beberapa segi positif yang bisa didapat dari aktifitas masturbasi, antara lain :
1. Masturbasi bisa memantapkan keyakinan Anda tentang filosofi, bahwa seks bisa menjadi hal aman dilakukan, baik sendiri atau dengan patner.
2.Bisa mengontrol sendiri kadar kenikmatan. Dan bisa dilakukan berulang-ulang sesuai kebutuhan tanpa rasa takut ada komplain dari pasangan yang mengatakan Anda tak terpuaskan.
3.Menghindarkan diri dari keterjangkitan terhadap penyakit menular karena hubungan seksual.
4.Khusus bagi wanita akan jadi alternatif untuk melampiaskan gairah birahinya tanpa melalui hubungan seks saat mengalami masa haid.
5.Masturbasi bisa merelakskan waktu tidur Anda, hingga gejala insomania lama-kelamaan bisa teratasi.

PANDANGAN AGAMA TENTANG MASTURBASI
Ada perbedaan pendapat dalam hal ini. Pertama haram, dan kedua boleh-boleh saja. Ulama yang berpendapat demikian, mendasarkan keharamannya pada Al-Qur'an surah Al-Mu'minuun:5-7, yang artinya: "Dan orang orang yang mememelihara kemaluannya kecuali terhadap istrinya atau hamba sahaya, Mereka yang demikian itu tak tercela. Tetapi barangsiapa mau selain yang demikian itu, maka mereka itu orang-orang yang melewati batas." Keharaman ini juga didasarkan pada alasan bahwa orang yang onani itu ibaratnya melepaskan syahwatnya bukan pada tempatnya. Seperti itu jelas tidak diperbolehkan.
Sedang ulama yang memperbolehkan onani atau masturbasi ini beralasan bahwa mani adalah sesuatu yang lebih. Karenanya boleh dikeluarkan. Bahkan hal itu diibaratkan dengan memotong daging lebih. Pendapat demikian ini didukung Imam Hambali dan Ibnu Hazm. Sedang ulama Hanafiah memberikan batas kebolehan dalam keadaan:
karena takut melakukan perzinaan;
karena tidak mampu kawin (tapi syahwat berlebihan).
Rasulullah SAW juga telah mengajarkan bagaimana menghindari luapan birahi, bagi para pemuda yang belum mampu menikah; hendaknya sering-sering melakukan puasa, karena puasa itu hikmah, dan puasa bisa membendung syahwat atau nafsu birahi. Sabda Rasul: "Hai para pemuda, barang siapa diantara kalian sudah ada kemampuan (fisik dan modal berumah tangga), maka kawinlah karena perkawinan itu bisa menjinakkan pandangan dan kemaluan. Tetapi barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab puasa itu bisa membendung syahwat. (HR. Bukhari)
(Sumber: Winkipedia & f-buzz)